Jumat, 08 Juni 2012

Realita Sarjana Muda


Senyum lebar menghiasi wajah para wisudawan, tangis haru dan bahagia terlihat pada diri orang tua dan keluarga. Rasa bangga menyelimuti kesuksesan yang telah diraihnya. Namun apakah kesuksesan itu, benar diraih nya dengan kemampuannya sendiri?
Mahasiswa yang menempuh pendidikan strata sarjana, harus menempuh minimal delapan semester, dan dalam delapan semester itu tidak sedikit yang harus mahasiswa lakukan, antara lain : Mengikuti perkuliahan sesuai jadwal yang ditentukan, menyelesaikan berbagai macam tugas yang telah diberikan oleh dosen, serta menyelesaikan tugas akhir yang biasa disebut dengan skripsi. Skripsi merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa yang menempuh pendidikan strata sarjana untuk mendapatkan gelar “Sarjana”. Dalam menyelesaikan tugas akhrir “Skripsi”, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan nya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dengan berbekal belajar, pengetahuan dan pengalaman yang  telah dilalui selama empat tahun berlalu.
Namun fenomena yang nampak, 180 derajat berbanding terbalik dari apa yang diharapkan. Satu budaya yang menjadikan geram adalah budaya “ndandake”. Mahasiswa lebih memilih untuk membeli daripada bersusah payah menyelesaikan skripsi. Dengan membayar sejumlah uang, mahasiswa dapat dengan mudah mendapat gelar sarjana. Jika dosen pembimbing meminta ada revisi atau perbaikan, para mahasiswa tetap tenang karena sudah ada yang akan memperbaiki. Hemmmm........ ironisnya Sejumlah uang yang diberikan kepada para “pembuat” tidaklah sedikit, namun perlu membanting tulang untuk mendapatkannya bagi mereka yang tidak mampu. Tragisnya  budaya “ndandake” tidak hanya berlaku bagi mereka yang berduit, tapi bagi mereka yang “kurang” pun mengikuti jejak budaya tersebut.
           Dan ironisnya, ketika wisuda datang  senyum lebar menghiasi wajah para wisudawan, tangis bahagia, haru dan bangga mengiringi langkah dalam mendapatkan gelar. Tidak ada sedikitpun rasa sesal dan berdosa terlihat pada sorotan matanya. Lalu jadi apakah nanti mahasiswa yang seperni ini???? Menjadi pegawai yang korupsi??? Atau guru yang tidak memiliki karakter??? Rusaklah mental anak bangsa ini..
Oleh karena itu, bagi generasi penerus, haruslah mampu memperbaiki citra diri bahwa kita harus lulus dengan kemampuan kita. Bukan dengan meminjam otak dan tenaga orang lain. Percaya dan yakinlah pada kemampuan yang dimiliki….
believe me you can do .... good luck and  go spirit……
Sekian..... semoga bermanfaat.... terimakasih...☺☻

0 komentar:

Posting Komentar

ATTENTION

ATTENTION
iptekppbikippgrisemarang. Diberdayakan oleh Blogger.

Administrator

Hubungi dan lihat profil kami diberbagai situs jejaring sosial

-


Tentang Kami

Pengikut

Layanan Cyber Konseling


TENTANG TEKNISI


KONSELING TEMAN SEBAYA


KONSELING LAB. BK IKIP PGRI